BlackBerry baru saja memperkenalkan BlackBerry Classic di
Indonesia. Ponsel yang satu ini mengusung desain ikonik dengan menghadirkan
keyboard fisik qwerty yang memang khas perangkat dari vendor asal Kanada
tersebut.
Berbekal ponsel ‘nostalgia’ ini, BlackBerry berupaya mengakomodasi para penggemar berat yang memang menginginkan ponsel BlackBerry canggih namun dengan cita rasa klasik. Lalu seperti apa impresi pertama kami untuk ponsel yang dibanderol seharga Rp 5 jutaan ini? Berikut ulasan singkatnya

Dengan melihat sekilas saja, BlackBerry Classic ini punya bentuk yang sangat mirip dengan BlackBerry 9900 atau yang biasa disebut dengan Dakota. Ukurannya memang lebih besar, namun hal tersebut wajar karena BlackBerry Classic punya layar sentuh seluas 3,5 inch dengan bentuk kotak beresolusi 720 x 720.

Empat buah tombol fisik meliputi dial, menu dengan logo BB, back, dan untuk menutup panggilan ada di bagian depan perangkat, persis di bawah layar. Di tengah-tengah keempat tombol tersebut, BlackBerry juga menempatkan trackpad untuk navigasi perangkat. Sebuah sentuhan yang benar-benar klasik.

Bergeser ke bawahnya adalah deretan keyboard fisik qwerty yang memang sangat lekat dengan BlackBerry. Seakan membawa penggunanya ke masa lalu, BlackBerry Classic membuat penggunanya serasa kembali ke tahun saat BlackBerry berjaya. Meski terlihat kuno, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa keyboard qwerty fisik yang dimiliki BlackBerry memang terasa sangat enak untuk mengetik dan Classic bukan pengecualian.

BlackBerry Classic terasa cukup berbobot saat digenggam, tapi ini justru membuat perangkat yang satu ini terasa sangat kokoh meskipun bermaterialkan plastik. Sim card yang digunakan BlackBerry Classic adalah jenis nano dan bisa diakses lewat tray yang berada di sisi kiri perangkat. Di sebelahnya terdapat sebuah slot untuk menampung micro SD dengan kapasitas up to 128GB.
2. Software dan Hardware

Seperti BlackBerry baru lainnya, Classic berjalan di atas OS BB 10.3.1 terbaru. Dalam versi tersebut BlackBerry kehadiran toko aplikasi Amazon untuk menambah varian aplikasi dari BlackBerry World yang memang terbatas. Selain itu, penggunanya juga kelas bisa memasang aplikasi Android populer yang tidak ada untuk BB, seperti Path atau instagram lewat format apk.
Di sektor hardware, BlackBerry Classic ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon dual-core 1,5 GHz, GPU Adreno 225, dan RAM 2 GB. Tidak terlihat terlalu luar biasa memang, tapi tetap saja terlalu dini untuk menghakimi performanya berdasarkan spesifikasi di atas kertas.
Di sektor hardware, BlackBerry Classic ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon dual-core 1,5 GHz, GPU Adreno 225, dan RAM 2 GB. Tidak terlihat terlalu luar biasa memang, tapi tetap saja terlalu dini untuk menghakimi performanya berdasarkan spesifikasi di atas kertas.
3. Kamera

Mengisi lini kamera, BlackBerry Classic punya kamera utama dengan resolusi 8 MP yang didampingi LED flash. Dengan bentuk layar yang kotak atau rasio 1:1, kamera dari Classic sebenarnya sangat pas untuk mngambil foto yang kemudian akan diteruskan ke instagram.
Selain mengambil foto dengan rasio 1:1, kamera BlackBerry Classic juga tetap bisa mengambil foto dalam rasio 4:3 dan 16:9.
Di bagian depan hanya ada kamera 2MP saja. Dengan resolusi yang terbilang kecil tentu kamera depan ini bukan untuk mengambil foto selfie yang luar biasa bagus, namun untuk mengakomodasi kebutuhan video call rasanya sudah mencukupi.
Selain mengambil foto dengan rasio 1:1, kamera BlackBerry Classic juga tetap bisa mengambil foto dalam rasio 4:3 dan 16:9.
Di bagian depan hanya ada kamera 2MP saja. Dengan resolusi yang terbilang kecil tentu kamera depan ini bukan untuk mengambil foto selfie yang luar biasa bagus, namun untuk mengakomodasi kebutuhan video call rasanya sudah mencukupi.
http://inet.detik.com/read/2015/03/25/162120/2869433/406/1/classic-smartphone-nostalgia-ala-blackberry




